Senin, 02 Januari 2012

PENDEKATAN CBS TERHADAP SUMBER BELAJAR DAN BAHAN AJAR


PENDEKATAN CBS TERHADAP SUMBER BELAJAR DAN BAHAN AJAR
BAB II
PEMBAHASAN.
2.1 Pengertian CBSA ( Cara Belajar Siswa Aktif ).
CBSA adalah singkatan dari Cara Belajar Siswa Aktif ), yang  mana pada CBSA ini murid berperan sebagai sentral pembelajaran.Keaktifan peserta didik pada pembelajaran CBSA ini mencakup kegiatan fisik dan mental , individu dan kelompok.Oleh karena  itu interaksi dikatakan maksimal apabila terjadi antara Guru dan semua peserta didik, antara peserta didik dengan Guru  , antara peserta didik dengan peserta didik ,antara peserta didik dengan bahan , dan media pembelajaran bahkan peserta didik  dengan dirinya sendiri , namun tetap dalam kerangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Pada umumnya metode lebih cenderung disebut sebuah pendekatan. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata “approach” yang dimaksudnya juga “pendekatan”. Di dalam kata pendekatan ada unsur psikhis seperti halnya yang ada pada proses belajar mengajar. Semua guru profesional dituntut terampil mengajar tidak semata-mata hanya menyajikan materi ajar. Guru dituntut memiliki pendekatan mengajar sesuai dengan tujuan instruksional. Menguasai dan memahami materi yang akan diajarkan agar dengan cara demikian pembelajar akan benar-benar memahami apa yang akan diajarkan.
CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secar fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor. Pendekatan CBSA menuntut keterlibatan mental vang tinggi sehingga terjadi proses-proses mental yang berhubungan dengan aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomolorik. Melalui proses kognitif pembelajar akan memiliki penguasaan konsep dan prinsip. Konsep CBSA yang dalam bahasa Inggris disebut Student Active Learning (SAL) dapat membantu pengajar meningkatkan daya kognitif pembelajar. Kadar aktivitas pembelajar masih rendah dan belum terpogram. Akan tetapi dengan CBSA para pembelajar dapat melatih diri menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka. Tidak untuk dikerjakan di rumah tetapi dikerjakan dikelas secara bersama-sama.
Dalam pembelajaran CBSA ini untuk memperoleh hasil optilmal , sebaiknya Guru memperhatikan perbedaan individual peserta didik , baik dari segi aspek biologis ,intelektual, maupun psikologis . Ketiga aspek ini memberikan informasi pada guru , bahwa setiapa peserta didik  dapat mencapai prestastasi belajar yang optimal sekalipun dalam tempo yang berlainan  . Pemahaman tentang perbedaan potensi individual mengkhendaki pendekatan pembelajaran yang sepenuhnya bisa melayani perbedaan keunikan peserta didik masing- masing.Dikutif dari ( Pupuh Fathurohman, dan  M Sobry Sutikno,2010 :15).
2.2 Pendekatan CBSA berdasarkan Sumber Belajar.
            Sumber belajar adalalah  segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran bisa didapatkan. Menurut Nasution dalam  (Pupuh Fathurrohman ,dan M.sobry Sutikno ,2010 :16 ) . Sumber belajar itu dapat berasal dari Masyarakat, dan dan kebudayaanya, perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi serta kebutuhan anak didik. Sumber belajar sesunggunya banyak sekali terdapat dimanapun seperti di sekolah, pusat kota, pedesaan, benda mati, lingkungan, dan sebagainya. Pemanfataan sumber-sumber pengajaran tersebut tergantung pada kreativitas guru, waktu, biaya serta kebijakan- kebijakan yang lainya.
            Menurut Roestiyah N.K dalam (Pupuh Fathurrohman ,dan M.sobry Sutikno ,2010 :16) sumber belajar itu adalah sebagai berikut :
1.      Manusia ( dalam keluarga, sekolah dan masyarakat )
2.      Buku / perpustakaan
3.      Media massa ( majalah, surat kabar, radio, tv, dan lain-lain )
4.      Lingkungan alam, sosial, dan lain-lain.
5.      Alat pelajaran ( buku pelajaran, peta, gambar,kaset, tape, papan tulis, kapur, spidol, dan lain-lain).
6.      Museum ( tempat penyimpanan benda –benda kuno ).
Sedangkan menurut Sudirman N.dkk 1991, dalam buku dalam (Pupuh Fathurrohman ,dan M.sobry Sutikno ,2010 :16) sumber belajar itu adalah sebagai berikut :
1.      Manusia
2.      Bahan ( Materialis )
3.      Lingkungan ( setting )
4.      Alat dan perlengkapan ( tool and equipment )
5.      Aktivitas ( activities )


2.3 Pendekatan CBSA berdasarkan Bahan Ajar.
            Bahan ajar merupakan materi yang terus berkembang secara dinamis, seiring dengan kemajuan dan tuntutan perkembangan masyarakat. Bahan ajar yang diterima anak didik harus mampu merespon setiap perubahan dan  mengantisipasi setiap perkembangan yang akan  terjadi di masa depan.  Oleh karena itu bahan  pelajaran Menurut Suharsimi Arikunto 1990 dalam      (Pupuh Fathurrohman ,dan M.sobry Sutikno ,2010 :14) merupakan unsur inti yang ada di dalam kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik. Karena itu pula, guru khususnya, atau pengembangan kurikulum umumnya, harus memikirkan sejauh mana bahan- bahan atau topik yang tertera dalam silabus berkaitan dengan kebutuhan peserta didik dimasa depan.sebab , minat peserta didik akan bangkit bila suatu bahan diajarkan sesuai dengan kebutuhanya.
Sedangkan menurut Maslow,sebagaimana dikutip dari Sudirman 1988 dalam  (Pupuh Fathurrohman ,dan M.sobry Sutikno ,2010 :14) berkeyakinan bahwa minat seseorang akan muncul bila sesuatu itu terkait dengan kebutuhanya.Jadi, bahan ajar yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan anak didik akan memotivasi anak didik dalam jangka waktu tertentu.Dengan demikian , bahan pelajaran merupakan   komponen yang tidak bisa diabaikan dalam pengajaran, sebab bahan pengajaran merupakan inti dalam proses belajar mengajar.
2.4. perencanaan Alat dan Media Pengajaran CBSA.
            Dalam membahas kedudukan media pengajaran  dalam perencaanan pengajaran diperlukan pengetahuan tentang merumuskan dan menganalisis tujuan pengajaran, menetapkan prosedur jenis dan alat penilaian. Adapun langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan dalam penyajian dan mempelajari bahan pelajaran secara sistematis dan teratur. Pengetahuan tentang media pengajaran sangat berguna untuk menyusun perencanaan program pengajaran. Karena program pengajaran adalah seluruh rencana kegiatan yang saling terkait untuk mencapai satu tujuan pengajaran.
            Dengan mengenal media pengajaran dan memahami cara-cara penggunaannya akan sangat membantu tugas para guru dalam meningkatkan efektifitas proses pembelajaran. Menurut Jerome Bruner 1960 dalam (Syaiful Sagala 2003: 163) membagi alat intruksional dalam empat macam menurut fungsinya yaitu sebagai berikut :
1.      Alat untuk menyampaikan pengalaman “vicarios” yaitu, menyajikan bahan kepada murid-murid yang sedianya tidak dapat mereka peroleh dengan pengalaman langsung yang lajim disekolah. Ini dapat dilakukan melalui film,televisi,rekaman suara dan lain-lain “vicarios” berarti sebagai subsitusi untuk mengganti pengalaman langsung.
2.      Alat model yang dapat memberikan pengertian tentang sruktur atau prinsif suatu gejala, misalnya model molekul atau alat pernafasan, tetapi juga eksperimen atau demontrasi, juga program memberikan langkah-langkah untuk memahami prinsif, atau struktur pokok.
3.      Alat dramatisasi, yakni yang mendramatisasikan sejarah suatu peristiwa atau tokoh, film tentang alam yang memperlihatkan perjuangan untuk hidup untuk memberi perhatian tentang satu ide atau gejala.
4.      Alat automatisasi seperti “teaching mechine” atau pelajaran pemograman, menyajikan suatu masalah dalam urutan yang teratur atau memberi balikan atau respon tentang murid. Alat ini dapat meringankan beban guru, alat ini dapat menggantikan seperti halnya buku. Selain itu alat ini segera memberikan feedback dan memberi jalan untuk memperbaiki kesalahan yang dibuat oleh murid

2.5 Ciri-Ciri Belajar Berdasarkan Sumber (BBS)
Ciri-ciri belajar berdasarkan sumber didalam CBSA (dalam S.Nasution 1982:26-28) ialah sebagai berikut :
1.      Memanfaatkan sepenuhnya segala sumber informasi sebagai sumber bagi pelajaran termasuk alat-alat audio visual dan memberi kesempatan untuk merencanakan kegiatan belajar dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia. Dalam hal inibukan berarti pengajaran berbentuk kuliah atau ceramah ditiadakan ini berarti bahwa dapat digunakan segala macam metode yang dianggap paling serasi untuk tujuan tertentu.
2.      Belajar berdasarkan sumber berusaha memberi pengertian kepada murid tentang luas dan aneka ragamnya sumber-sumber informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar.
3.      Belajar berdasarkan sumber (BBS) berhasrat untuk mengganti pasilitas murid dalam belajar tradisional dengan belajar aktif didorong oleh minat dan keterlibatan dirinya dalam pendidkannya.
4.      BBS berusaha untuk meningkatkan motivasi belajar dengan menyajikan berbagai kemungkinan tentang bahan pelajaran, metode kerja dan media komunikasi, yang berbeda sekali dengan kelas yang konvensional yang mengharuskan murid-murid belajar yang sama dengan cara yang sama.
5.      BBS memberikan kesempatan kepada murid untuk bekerja menurut kecepatan dan kesanggupan masing-masing dan tidak dipaksa bekerja menurut kecepatan yang sama dalam hubungan kelas.
6.      BBS lebih fleksibel dalam penggunaan waktu dan ruang belajar.
7.      BBS berusaha mengembangkan kepercayaan akan diri sendiri dalam hal belajar yang memungkinkannya untuk melanjutkan belajar sepanjang hidupnya.

2.6 Asumsi Dasar Dan Urgensinya Penerapan CBSA
Muncul asumsi (anggapan) dasar mengapa suatu obyek atau cara itu diterapkan. Sehingga permasalahan yang muncul adalah mengapa CBSA diperlukan dalam proses belajar-mengajar disekolah? Mengapa proses pengajaran harus mengoptimalkan kadar keaktifan peserta didik dalam belajar atau dalam CBSA?
Menurut Raka Joni (1979) dikatakan bahwa asumsi dasar yang melandasi alasan sehingga diterapkannya CBSA dalam proses belajar-mengajar adalah:
asumsi Mengenai Pendidikan
pendidikan adalah usah sadar memanusiakan manusia atau membudayakan manusia. Pendidikan adalah proses sosialisasi menuju kedewasaan intelektual, sosial, moral, sesuai dengan kemampuan dan martabatnya sebagai manusia. Atas dasar ini maka hakikat pendidikan adalah:
  1. interaksi manusiawi
  2. pembinaan dan pengembangan potensi manusia
  3. proses yang berlangsung sepanjang hayat
  4. kesesuaian dengan kemampuan dan tingkat perkembangan individu
  5. keseimbangan antara kebebasan subyek didik dan kewibawaan guru
  6. peningkatan kualitas hidup manusia
Asumsi Peserta Didik
Asumsi mengenai peserta didik adalah sebagai berikut :
  1. anak bukan manusia kecil,etapi manusia utuh yang mempunyai potensi untuk berkembang
  2. setiap individu atau anak didik berbeda dalam kemampuannya
  3. individu atau peserta didik pada dasarnya adalah insane yang aktif, kreatif, dan dinamis dalam menghadapi linkungannya.
  4. Peserta didik mempunyai motivasi untuk memenuhi kebutuhannya
Asumsi Mengenai Guru
Asumsi mengenai guru bertitik tolak dari anggapan bahwa guru :
  1. bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar peserta didik
  2. memiliki kemampuan professional sebagai pengajar
  3. mempunyai kode eti keguruan
  4. berperan sebagai sumber belajar, pemimpin belajar dan fasilitator belajar sehingga memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi peserta didik dalam belajar.
Asumsi Mengenai Proses Pengajaran
  1. proses pengajaran direncanakan dan dilaksanakan sebagai suatu sisitem
  2. peristiwa belajar terjadi apabila peserta didik berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru
  3. proses pengajaran akan lebih aktif apabila menggunakan metode dan teknik yang tepat guna dan berdaya guna
  4. pengajaran memberi tekanan kepada proses dan produk secara seimbang
  5. inti proses pengajaran adalah adanya kegiatan belajar peserta didik secara optimal.

2.7 Kelebihan Metode CBSA dan Kekurangannya
Kelebihan CBSA antara lain :
  1. Guru tidak lagi hanya menuangkan semua informasi yang dimilikinya kepada peserta didik. Tetapi disini guru memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk menemukan fakta dan informasi kemudian mengolah dan mengembangkannya. Dengan kata lain guru guru tidak melakukan cara pendekatan memberikan ikan kepada peserta didik, tetapi guru melakukan cara pendekatan memberikan “kail” kepada peserta didik. Dengan cara begitu peserta didik akan cepat berkembang dan maju di dalam belajarnya.
  2. Peserta didik lebih menghayati hal-hal yang dipelajari melalui percobaan ataupun praktek langsung, melalui pengalaman terhadap kenyataan langsung dilingkungannya, melalui perlakuan terhadap benda-benda nyata, melalui kegiatan membaca dan menyimak atau melalui penugasan dan melakukan kegiatan tertentu.
  3. melalui CBSA, pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap nilai dapat dipadukan dalam kegiatan belajar-mengajar.
  4. Melalui CBSA perbedaan pengembangan berebagai aspek dapat ditangani lebih baik dalam kegiatan belajar-mengajar.
  5. sMelalui pendekatan CBSA fisik, mental dan perasaan peserta didik terlibat dalam proses belajar- mengajar dan sangat membantu perkembangan kehidupan peserta didik seutuhnya.

Kekurangan  Metode CBSA
Kekurangan dari kurikulum CBSA adalah ternyata di dalam penerapannya sering terjadi guru membiarkan peserta didik belajar sendiri atau mengerjakan tugas yang telah diberikannya sementara guru bersantai- santai yang akhirnya peserta didik pun terlantar tanpa bimbingan gurunya’.




DAFTAR PUSTAKA.


Fathurrohman, Pupuh dan M.Sobry Sutikno.2010 .Strategi Belajar Mengajar.Bandung   :Refika Aditama.
Nasution, S.1982. Berbagai pendekatan dalam proses Belajar dan Mengajar .Bandung
                          : Bumi Aksara.
Sagala,Syaiful.2003.konsep dan makna pembelajaran. Bandung :Alfabeta.
Ato tea “ kelebihan dan kekurangan CBSA”. ( Online ). Http : // Atosaefulloh. Blogspot.com  /2009/ 10 / cara-belajar –siswa-aktif-Cbsa.html : (Diakses tgl 10Desember,2011).




































 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar