PENDEKATAN CBS TERHADAP SUMBER BELAJAR DAN BAHAN AJAR
BAB
II
PEMBAHASAN.
2.1 Pengertian CBSA ( Cara Belajar Siswa Aktif ).
CBSA adalah singkatan dari Cara
Belajar Siswa Aktif ), yang mana pada
CBSA ini murid berperan sebagai sentral pembelajaran.Keaktifan peserta didik pada
pembelajaran CBSA ini mencakup kegiatan fisik dan mental , individu dan
kelompok.Oleh karena itu interaksi
dikatakan maksimal apabila terjadi antara Guru dan semua peserta didik, antara
peserta didik dengan Guru , antara
peserta didik dengan peserta didik ,antara peserta didik dengan bahan , dan
media pembelajaran bahkan peserta didik
dengan dirinya sendiri , namun tetap dalam kerangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan bersama.
Pada umumnya metode lebih cenderung
disebut sebuah pendekatan. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata “approach”
yang dimaksudnya juga “pendekatan”. Di dalam kata pendekatan ada unsur psikhis
seperti halnya yang ada pada proses belajar mengajar. Semua guru profesional
dituntut terampil mengajar tidak semata-mata hanya menyajikan materi ajar. Guru
dituntut memiliki pendekatan mengajar sesuai dengan tujuan instruksional. Menguasai
dan memahami materi yang akan diajarkan agar dengan cara demikian pembelajar
akan benar-benar memahami apa yang akan diajarkan.
CBSA adalah pendekatan pengajaran
yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secar fisik,
mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman
belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Pendekatan CBSA menuntut keterlibatan mental vang tinggi sehingga terjadi
proses-proses mental yang berhubungan dengan aspek-aspek kognitif, afektif dan
psikomolorik. Melalui proses kognitif pembelajar akan memiliki penguasaan
konsep dan prinsip. Konsep CBSA yang dalam bahasa Inggris disebut Student
Active Learning (SAL) dapat membantu pengajar meningkatkan daya kognitif
pembelajar. Kadar aktivitas pembelajar masih rendah dan belum terpogram. Akan
tetapi dengan CBSA para pembelajar dapat melatih diri menyelesaikan tugas-tugas
yang diberikan kepada mereka. Tidak untuk dikerjakan di rumah tetapi dikerjakan
dikelas secara bersama-sama.
Dalam pembelajaran CBSA ini untuk
memperoleh hasil optilmal , sebaiknya Guru memperhatikan perbedaan individual
peserta didik , baik dari segi aspek biologis ,intelektual, maupun psikologis .
Ketiga aspek ini memberikan informasi pada guru , bahwa setiapa peserta
didik dapat mencapai prestastasi belajar
yang optimal sekalipun dalam tempo yang berlainan . Pemahaman tentang perbedaan potensi
individual mengkhendaki pendekatan pembelajaran yang sepenuhnya bisa melayani
perbedaan keunikan peserta didik masing- masing.Dikutif dari ( Pupuh
Fathurohman, dan M Sobry Sutikno,2010
:15).
2.2 Pendekatan CBSA berdasarkan
Sumber Belajar.
Sumber
belajar adalalah segala sesuatu yang
dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran bisa didapatkan.
Menurut Nasution dalam (Pupuh
Fathurrohman ,dan M.sobry Sutikno ,2010 :16 ) . Sumber belajar itu dapat
berasal dari Masyarakat, dan dan kebudayaanya, perkembangan ilmu pengetahuan,
dan teknologi serta kebutuhan anak didik. Sumber belajar sesunggunya banyak
sekali terdapat dimanapun seperti di sekolah, pusat kota, pedesaan, benda mati,
lingkungan, dan sebagainya. Pemanfataan sumber-sumber pengajaran tersebut
tergantung pada kreativitas guru, waktu, biaya serta kebijakan- kebijakan yang
lainya.
Menurut
Roestiyah N.K dalam (Pupuh Fathurrohman ,dan M.sobry Sutikno ,2010 :16) sumber
belajar itu adalah sebagai berikut :
1. Manusia ( dalam keluarga, sekolah
dan masyarakat )
2. Buku / perpustakaan
3. Media massa ( majalah, surat kabar,
radio, tv, dan lain-lain )
4. Lingkungan alam, sosial, dan
lain-lain.
5. Alat pelajaran ( buku pelajaran,
peta, gambar,kaset, tape, papan tulis, kapur, spidol, dan lain-lain).
6. Museum ( tempat penyimpanan benda
–benda kuno ).
Sedangkan menurut Sudirman N.dkk
1991, dalam buku dalam (Pupuh Fathurrohman ,dan M.sobry Sutikno ,2010 :16)
sumber belajar itu adalah sebagai berikut :
1. Manusia
2. Bahan ( Materialis )
3. Lingkungan ( setting )
4. Alat dan perlengkapan ( tool and
equipment )
5. Aktivitas ( activities )
2.3 Pendekatan CBSA berdasarkan Bahan Ajar.
Bahan
ajar merupakan materi yang terus berkembang secara dinamis, seiring dengan
kemajuan dan tuntutan perkembangan masyarakat. Bahan ajar yang diterima anak
didik harus mampu merespon setiap perubahan dan
mengantisipasi setiap perkembangan yang akan terjadi di masa depan. Oleh karena itu bahan pelajaran Menurut Suharsimi Arikunto 1990
dalam (Pupuh Fathurrohman ,dan
M.sobry Sutikno ,2010 :14) merupakan unsur inti yang ada di dalam kegiatan
belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang diupayakan untuk
dikuasai oleh anak didik. Karena itu pula, guru khususnya, atau pengembangan
kurikulum umumnya, harus memikirkan sejauh mana bahan- bahan atau topik yang
tertera dalam silabus berkaitan dengan kebutuhan peserta didik dimasa
depan.sebab , minat peserta didik akan bangkit bila suatu bahan diajarkan
sesuai dengan kebutuhanya.
Sedangkan menurut Maslow,sebagaimana
dikutip dari Sudirman 1988 dalam (Pupuh
Fathurrohman ,dan M.sobry Sutikno ,2010 :14) berkeyakinan bahwa minat seseorang
akan muncul bila sesuatu itu terkait dengan kebutuhanya.Jadi, bahan ajar yang
digunakan harus sesuai dengan kebutuhan anak didik akan memotivasi anak didik
dalam jangka waktu tertentu.Dengan demikian , bahan pelajaran merupakan komponen yang tidak bisa diabaikan dalam
pengajaran, sebab bahan pengajaran merupakan inti dalam proses belajar
mengajar.
2.4. perencanaan Alat dan Media
Pengajaran CBSA.
Dalam
membahas kedudukan media pengajaran
dalam perencaanan pengajaran diperlukan pengetahuan tentang merumuskan
dan menganalisis tujuan pengajaran, menetapkan prosedur jenis dan alat
penilaian. Adapun langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan dalam penyajian
dan mempelajari bahan pelajaran secara sistematis dan teratur. Pengetahuan
tentang media pengajaran sangat berguna untuk menyusun perencanaan program
pengajaran. Karena program pengajaran adalah seluruh rencana kegiatan yang
saling terkait untuk mencapai satu tujuan pengajaran.
Dengan
mengenal media pengajaran dan memahami cara-cara penggunaannya akan sangat
membantu tugas para guru dalam meningkatkan efektifitas proses pembelajaran.
Menurut Jerome Bruner 1960 dalam (Syaiful Sagala 2003: 163) membagi alat
intruksional dalam empat macam menurut fungsinya yaitu sebagai berikut :
1. Alat untuk menyampaikan pengalaman
“vicarios” yaitu, menyajikan bahan kepada murid-murid yang sedianya tidak dapat
mereka peroleh dengan pengalaman langsung yang lajim disekolah. Ini dapat
dilakukan melalui film,televisi,rekaman suara dan lain-lain “vicarios” berarti
sebagai subsitusi untuk mengganti pengalaman langsung.
2. Alat model yang dapat memberikan
pengertian tentang sruktur atau prinsif suatu gejala, misalnya model molekul
atau alat pernafasan, tetapi juga eksperimen atau demontrasi, juga program
memberikan langkah-langkah untuk memahami prinsif, atau struktur pokok.
3. Alat dramatisasi, yakni yang
mendramatisasikan sejarah suatu peristiwa atau tokoh, film tentang alam yang
memperlihatkan perjuangan untuk hidup untuk memberi perhatian tentang satu ide
atau gejala.
4. Alat automatisasi seperti “teaching mechine”
atau pelajaran pemograman, menyajikan suatu masalah dalam urutan yang teratur
atau memberi balikan atau respon tentang murid. Alat ini dapat meringankan
beban guru, alat ini dapat menggantikan seperti halnya buku. Selain itu alat
ini segera memberikan feedback dan memberi jalan untuk memperbaiki kesalahan
yang dibuat oleh murid
2.5 Ciri-Ciri Belajar Berdasarkan Sumber (BBS)
Ciri-ciri belajar berdasarkan sumber
didalam CBSA (dalam S.Nasution 1982:26-28) ialah sebagai berikut :
1. Memanfaatkan sepenuhnya segala
sumber informasi sebagai sumber bagi pelajaran termasuk alat-alat audio visual
dan memberi kesempatan untuk merencanakan kegiatan belajar dengan
mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia. Dalam hal inibukan berarti pengajaran
berbentuk kuliah atau ceramah ditiadakan ini berarti bahwa dapat digunakan
segala macam metode yang dianggap paling serasi untuk tujuan tertentu.
2. Belajar berdasarkan sumber berusaha
memberi pengertian kepada murid tentang luas dan aneka ragamnya sumber-sumber
informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar.
3. Belajar berdasarkan sumber (BBS)
berhasrat untuk mengganti pasilitas murid dalam belajar tradisional dengan
belajar aktif didorong oleh minat dan keterlibatan dirinya dalam pendidkannya.
4. BBS berusaha untuk meningkatkan
motivasi belajar dengan menyajikan berbagai kemungkinan tentang bahan
pelajaran, metode kerja dan media komunikasi, yang berbeda sekali dengan kelas
yang konvensional yang mengharuskan murid-murid belajar yang sama dengan cara
yang sama.
5. BBS memberikan kesempatan kepada
murid untuk bekerja menurut kecepatan dan kesanggupan masing-masing dan tidak
dipaksa bekerja menurut kecepatan yang sama dalam hubungan kelas.
6. BBS lebih fleksibel dalam penggunaan
waktu dan ruang belajar.
7. BBS berusaha mengembangkan
kepercayaan akan diri sendiri dalam hal belajar yang memungkinkannya untuk
melanjutkan belajar sepanjang hidupnya.
2.6 Asumsi Dasar Dan Urgensinya Penerapan CBSA
Muncul asumsi (anggapan) dasar mengapa suatu
obyek atau cara itu diterapkan. Sehingga permasalahan yang muncul adalah
mengapa CBSA diperlukan dalam proses belajar-mengajar disekolah? Mengapa proses
pengajaran harus mengoptimalkan kadar keaktifan peserta didik dalam belajar
atau dalam CBSA?
Menurut Raka Joni (1979) dikatakan bahwa asumsi
dasar yang melandasi alasan sehingga diterapkannya CBSA dalam proses
belajar-mengajar adalah:
asumsi Mengenai Pendidikan
pendidikan adalah usah sadar memanusiakan
manusia atau membudayakan manusia. Pendidikan adalah proses sosialisasi menuju
kedewasaan intelektual, sosial, moral, sesuai dengan kemampuan dan martabatnya
sebagai manusia. Atas dasar ini maka hakikat pendidikan adalah:
- interaksi
manusiawi
- pembinaan dan
pengembangan potensi manusia
- proses yang
berlangsung sepanjang hayat
- kesesuaian
dengan kemampuan dan tingkat perkembangan individu
- keseimbangan
antara kebebasan subyek didik dan kewibawaan guru
- peningkatan
kualitas hidup manusia
Asumsi Peserta Didik
Asumsi mengenai
peserta didik adalah sebagai berikut :
- anak bukan
manusia kecil,etapi manusia utuh yang mempunyai potensi untuk berkembang
- setiap individu
atau anak didik berbeda dalam kemampuannya
- individu atau
peserta didik pada dasarnya adalah insane yang aktif, kreatif, dan dinamis
dalam menghadapi linkungannya.
- Peserta didik
mempunyai motivasi untuk memenuhi kebutuhannya
Asumsi Mengenai Guru
Asumsi mengenai guru
bertitik tolak dari anggapan bahwa guru :
- bertanggung
jawab atas tercapainya hasil belajar peserta didik
- memiliki
kemampuan professional sebagai pengajar
- mempunyai kode
eti keguruan
- berperan
sebagai sumber belajar, pemimpin belajar dan fasilitator belajar sehingga
memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi peserta didik dalam
belajar.
Asumsi Mengenai Proses Pengajaran
- proses
pengajaran direncanakan dan dilaksanakan sebagai suatu sisitem
- peristiwa
belajar terjadi apabila peserta didik berinteraksi dengan lingkungan
belajar yang diatur oleh guru
- proses
pengajaran akan lebih aktif apabila menggunakan metode dan teknik yang
tepat guna dan berdaya guna
- pengajaran
memberi tekanan kepada proses dan produk secara seimbang
- inti proses
pengajaran adalah adanya kegiatan belajar peserta didik secara optimal.
2.7 Kelebihan Metode
CBSA dan Kekurangannya
Kelebihan CBSA antara lain :
- Guru tidak lagi
hanya menuangkan semua informasi yang dimilikinya kepada peserta didik.
Tetapi disini guru memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk
menemukan fakta dan informasi kemudian mengolah dan mengembangkannya.
Dengan kata lain guru guru tidak melakukan cara pendekatan memberikan ikan
kepada peserta didik, tetapi guru melakukan cara pendekatan memberikan
“kail” kepada peserta didik. Dengan cara begitu peserta didik akan cepat
berkembang dan maju di dalam belajarnya.
- Peserta didik
lebih menghayati hal-hal yang dipelajari melalui percobaan ataupun praktek
langsung, melalui pengalaman terhadap kenyataan langsung dilingkungannya,
melalui perlakuan terhadap benda-benda nyata, melalui kegiatan membaca dan
menyimak atau melalui penugasan dan melakukan kegiatan tertentu.
- melalui CBSA,
pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap nilai dapat dipadukan dalam
kegiatan belajar-mengajar.
- Melalui CBSA
perbedaan pengembangan berebagai aspek dapat ditangani lebih baik dalam
kegiatan belajar-mengajar.
- sMelalui pendekatan
CBSA fisik, mental dan perasaan peserta didik terlibat dalam proses
belajar- mengajar dan sangat membantu perkembangan kehidupan peserta didik
seutuhnya.
Kekurangan Metode CBSA
Kekurangan dari kurikulum CBSA adalah
ternyata di dalam penerapannya sering terjadi guru membiarkan peserta didik
belajar sendiri atau mengerjakan tugas yang telah diberikannya sementara guru
bersantai- santai yang akhirnya peserta didik pun terlantar tanpa bimbingan
gurunya’.
DAFTAR PUSTAKA.
Fathurrohman, Pupuh dan M.Sobry
Sutikno.2010 .Strategi Belajar Mengajar.Bandung :Refika Aditama.
Nasution, S.1982. Berbagai pendekatan dalam proses Belajar dan
Mengajar .Bandung
:
Bumi Aksara.
Sagala,Syaiful.2003.konsep dan makna pembelajaran. Bandung
:Alfabeta.
Ato tea “
kelebihan dan kekurangan CBSA”. ( Online ). Http : // Atosaefulloh.
Blogspot.com /2009/ 10 / cara-belajar
–siswa-aktif-Cbsa.html : (Diakses tgl 10Desember,2011).